KONSEP DASAR KEPERAWATAN PERKEMBANGAN, KONSEP DAN TREN
KEPERAWATAN
Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan
kesehatan, ikut menentukan menentukan mutu dari pelayanan kesehatan. Tenaga
keperawatan secara keseluruhan jumlahnya mendominasi tenaga kesehatan yang ada,
dimana keperawatan memberikan konstribusi yang unik terhadap bentuk pelayanan
kesehatan sebagai satu kesatuan yang relatif, berkelanjutan, koordinatif dan
advokatif. Keperawatan sebagai suatu profesi menekankan kepada bentuk pelayanan
professional yang sesuai dengan standart dengan memperhatikan kaidah etik dan
moral sehingga pelayanan yang diberikan dapat diterima oleh masyarakat dengan
baik.
lanjut
A. Sejarah Keperawatan
Keperawatan sebagai suatu pekerjaan sudah ada sejak manusia
ada di bumi ini, keperawatan terus berkembang sesuai dengan kemajuan peradaban
teknologi dan kebudayaan. Konsep keperawatan dari abad ke abad terus
berkembang, berikut adalah perkembangan keperawatan di dunia :
1. Mother Instink
Pekerjaan keperawatan sudah ada sejak manusia diciptakan,
keperawatan ada sebagai suatu naluri (instink). Setiap manusia pada tahap ini
menggunakan akal pikirannya untuk menjaga kesehatan, menggurangi stimulus
kurang menyengkan, merawat anak, menyusui anak dan perilaku masih banyak perilaku
lainnya.
2. Animisme
Manusia pada tahap ini memiliki keyakinan bahwa keadaan
sakit adalah disebabkan oleh arwah/roh halus yang ada pada manusia yang telah
meninggal atau pada manusia yang hidup atau pada alam ( batu besar, pohon,
gunung, sungai, api, dll). Untuk mengupayakan penyembuhan atau perawatan bagi
manusia yang sakit maka roh jahat harus di usir, para dukun mengupayakan proses
penyembuhan dengan berusaha mencari pengetahuan tentang roh dari sesuatu yang
mempengaruhi kesehatan orang yang sakit. Setelah dirasa mendapatkan kemampuan,
para dukun berupaya mengusir roh dengan menggunakan mantra-mantra atau
obat-obatan yang berasal dari alam.
3. Keperawatan penyakit akibat kemarahan para dewa
Pada tahap ini manusia sudah memiliki kepercayaan tentang adanya
dewa-dewa, manusia yang sakit disebabkan oleh kemarahan dewa. Untuk membantu
penyembuhan orang yang sakit dilakukan pemujaan kepada para dewa di tempat
pemujaan (kuil), dengan demikian dapat dikatakan bahwa kuil adalah tempat
pelayanan kesehatan.
4. Ketabiban
Mulai berkembang kemungkinan sejak ± 14 abad SM, pada masa
ini telah dikenal teknik pembidaian, hygiene umum, anatomi manusia.
5. Diakones dan Philantrop
Berkembang sejak ± 400 SM, para diakones memberikan
pelayanan perawatan yang diberikan dari rumah ke rumah, tugas mereka adalah
membantu pendeta memberikan pelayanan kepada masyarakat dan pada masa ini
merupakan cikal bakal berkembangnya ilmu keperawatan kesehatan masyarakat.
Philantop adalah kelompok yang mengasingkan diri dari keramaian dunia, dimana
mereka merupakan tenaga inti yang memberikan pelayanan di pusat pelayanan
kesehatan (RS) pada masa itu.
6. Perkembangan ilmu kedokteran Islam
Pada tahun 632 Masehi, Agama Islam melalui Nabi Muhamad SAW
dan para pengikutnya menyebarkan agama Islam keseluruh pelosok dunia. Selain
menyebarkan ajaran agama beliau juga menyebarkan ilmu pengetahuan tentang
perilaku hidup bersih dan pengobatan terhadap penyakit (kedokteran).
7. Perawat terdidik ( 600 – 1583 )
Pada masa ini pendidikan keperawatan mulai muncul, dimana
program itu menghasilkan perawat-perawat terdidik. Pendidikan keperawatan
diawali di Hotel Dien dan Lion Prancis yang kemudian berkembang menjadi rumah
sakit terbesar disana. Pada awalnya perawat terdidik diseleksi dari para
pengikut agama dimana tenaga mereka diperbantukan dalam kegiatan perawatan
paska terjadinya perang salib. Tokoh perawat yang terkenal pada saat (1182 –
1226) itu adalah St Fransiscas dari Asisi Italia.
8. Perawat Profesional (abad 18 – 19)
Perkembangan ilmu pengetahuan semakin pesat sejak abad ini
termasuk ilmu kedokteran dan keperawatan. Florence Nightingale (1820-1910)
adalah tokoh yang berjasa dalam pengembangan ilmu keperawatan, beliau
mendirikan sekolah keperawatan moderen pada tahun 1960 di RS St. Thomas di
London.
Melihat perkembangan keperawatan di dunia dengan kemajuannya
dari tahap yang paling klasik sampai dengan terciptanya tenaga keperawatan yang
professional dan diakui oleh dunia internasional tentu dapat dijadikan cerminan
bagi perkembangan keperawatan di Indonesia. Mengikuti perkembangan keperawatan
di dunia, keperawatan di Indonesia juga terus berkembang, adapun
perkembangannya adalah sebagai berikut :
1. Seperti halnya perkembangan keperawatan di dunia, di
Indonesia pada awalnya pelayanan perawatan masih didasarkan pada naluri,
kemudian berkembang menjadi aliran animisme, dan orang bijak beragama.
2. Penjaga orang sakit (POS/zieken oppasser)
Sejak masuknya Vereenigge oost Indische Compagine di
Indonesia mulai didirikan rumah sakit, Binnen Hospital adalah RS pertama yang
didirikan tahun 1799, tenaga kesehatan yang melayani adalah para dokter bedah,
tenaga perawat diambil dari putra pertiwi. Pekerjaan perawat pada saat itu
bukan pekerjaan dermawan atau intelektual, melainkan pekerjaan yang hanya
pantas dilakukan oleh prajurit yang bertugas pada kompeni. Tugas perawat pada
saat itu adalah memasak dan membersihkan bagsal (domestik work), mengontol
pasien, menjaga pasien agar tidak lari/pasien gangguan kejiwaan.
3. Model keperawatan Vokasional (abad 19)
Berkembangnya pendidikan keperawatan non formal, pendidikan
diberikan melalui pelatihan-pelatihan model vokasional dan dipadukan dengan
latihan kerja.
4. Model keperawatan kuratif (1920)
Pelayanan pengobatan menyeluruh bagi masyarakat dilakukan
oleh perawat seperti imunisasi/vaksinasi, dan pengobatan penyakit seksual.
5. Keperawatan semi profesional
Tuntutan kebutuhan akan pelayanan kesehatan (keperawatan)
yang bermutu oleh masyarakat, menjadikan tenaga keperawatan dipacu untuk
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dibidang keperawatan.
Pendidikan-pendidikan dasar keperawatan dengan sistem magang selama 4 tahun
bagi lulusan sekolah dasar mulai bermunculan.
6. Keperawatan preventif
Pemerintahan belana menganggap perlunya hygiene dan sanitasi
serta penyuluhan dalam upaya pencegahan dan pengendalian wabah, pemerintah juga
menyadari bahwa tindakan kuratif hanya berdampak minimal bagi masyarakat dan
hanya ditujukan bagi mereka yang sakit. Pada tahun 1937 didirikan sekolah
mantri higene di Purwokerto, pendidikan ini terfokus pada pelayanan kesehatan
lingkungan dan bukan merupakan pengobatan.
7. Menuju keperawatan profesional
sejak Indonesia merdeka (1945) perkembangan keperawatan
mulai nyata dengan berdirinya sekolah pengatur rawat (SPR) dan sekolah bidan di
RS besar yang bertujuan untuk menunjang pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Pendidikan itu diberuntukan bagi mereka lulusan SLTP ditambah pendidikan selama
3 tahun, disamping itu juga didirikan sekolah bagi guru perawat dan bidan untuk
menjadi guru di SPR. Perkembangan keperawatan semakin nyata dengan didirikannya
organisasi Persatuan Perawat Nasional Indonesia tahun 1974.
8. Keperawatan profesional
Melalui lokakarya nasional keprawatan dengan kerjasama
antara Depdikbud RI, Depkes RI dan DPP PPNI, ditetapkan definisi, tugas, fungsi
dan kompetensi tenaga perawat professional di Indonesia. Diilhami dari hasil
lokakarya itu maka didirikanlah akademi keperawatan, kemudian disusul pendirian
PSIK FK-UI (1985) dan kemudian didirikan pula program paska sarjana (1999).
B. Pengertian Keperawatan
Pada lokakarya nasional 1983 telah disepakati pengertian
keperawatan sebagai berikut, keperawatan adalah pelayanan professional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat
keperawatan, berbentuk pelayanan bio psiko sosio spiritual yang komprehensif
yang ditujukan kepada individu, kelompok dan masyarakat baik sakit maupun sehat
yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Florence Nightingale (1895) mendefinisikan keperawatan
sebagai berikut, keperawatan adalah menempatkan pasien alam kondisi paling baik
bagi alam dan isinya untuk bertindak.
Calilista Roy (1976) mendefinisikan keperawatan merupakan
definisi ilmiah yang berorientasi kepada praktik keperawatan yang memiliki
sekumpulan pengetahuan untuk memberikan pelayanan kepada klien.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
keperawatan adalah upaya pemberian pelayanan/asuhan yang bersifat humanistic
dan professional, holistic berdasarkan ilmu dan kiat, standart pelayanan dengan
berpegang teguh kepada kode etik yang melandasi perawat professional secara
mandiri atau memalui upaya kolaborasi.
C. Definisi Perawat
Definisi perawat menurut UU RI. No. 23 tahun 1992 tentang
kesehatan, perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan
tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimiliki diperoleh melalui
pendidikan keperawatan.
Tyalor C Lillis C Lemone (1989) mendefinisikan perawat
adalah seseorang yang berperan dalam merawat atau memelihara, membantu dengan
melindungi seseorang karena sakit, luka dan proses penuaan.
Definisi perawat menurut ICN (international council of
nursing) tahun 1965, perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan
pendidikan keperawatan yang memenuhi syarat serta berwenang di negeri
bersangkutan untuk memberikan pelayanan keperawatan yan bertanggung jawab untuk
meningkatkan kesehatan, pencegahan penyakit dan pelayanan penderita sakit.
D. Tren Keperawatan
Setelah tahun 2000, dunia khususnya bangsa Indonesia
memasuki era globalisasi, pada tahun 2003 era dimulainya pasar bebas ASEAN
dimana banyak tenaga professional keluar dan masuk ke dalam negeri. Pada masa
itu mulai terjadi suatu masa transisi/pergeseran pola kehidupan masyarakat
dimana pola kehidupan masyarakat tradisional berubah menjadi masyarakat yang maju.
Keadaan itu menyebabkan berbagai macam dampak pada aspek kehidupan masyarakat
khususnya aspek kesehatan baik yang berupa masalah urbanisaasi, pencemaran,
kecelakaan, disamping meningkatnya angka kejadian penyakit klasik yang
berhubungan dengan infeksi, kurang gizi, dan kurangnya pemukiman sehat bagi
penduduk. Pergeseran pola nilai dalam keluarga dan umur harapan hidup yang
meningkat juga menimbulkan masalah kesehatan yang berkaitan dengan kelompok
lanjut usia serta penyakit degeneratif.
Pada masyarakat yang menuju ke arah moderen, terjadi
peningkatan kesempatan untuk meningkatkan pendidikan yang lebih tinggi,
peningkatan pendapatan dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap hukum dan
menjadikan masyarakat lebih kritis. Kondisi itu berpengaruh kepada pelayanan
kesehatan dimana masyarakat yang kritis menghendaki pelayanan yang bermutu dan
diberikan oleh tenaga yang profesional. Keadaan ini memberikan implikasi bahwa
tenaga kesehatan khususnya keperawatan dapat memenuhi standart global
internasional dalam memberikan pelayanan kesehatan/keperawatan, memiliki
kemampuan professional, kemampuan intelektual dan teknik serta peka terhadap
aspek social budaya, memiliki wawasan yang luas dan menguasi perkembangan
Iptek.
Namun demikian upaya untuk mewujudkan perawat yang
professional di Indonesia masih belum menggembirakan, banyak factor yang dapat
menyebabkan masih rendahnya peran perawat professional, diantaranya :
1. Keterlambatan pengakuan body of knowledge profesi
keperawatan. Tahun 1985 pendidikan S1 keperawatan pertama kali dibuka di UI,
sedangkan di negara barat pada tahun 1869.
2. Keterlambatan pengembangan pendidikan perawat
professional.
3. Keterlambatan system pelayanan keperawatan., ( standart,
bentuk praktik keperawatan, lisensi )
Menyadari peran profesi keperawatan yang masih rendah dalam
dunia kesehatan akan berdampak negatif terhadap mutu pelayanan kesehatan bagi
tercapainya tujuan kesehatan “ sehat untuk semua pada tahun 2010 “, maka solusi
yang harus ditempuh adalah :
1. Pengembangan pendidikan keperawatan.
Sistem pendidikan tinggi keperawatan sangat penting dalam
pengembangan perawatan professional, pengembangan teknologi keperawatan,
pembinaan profesi dan pendidikan keperawatan berkelanjutan. Akademi Keperawatan
merupakan pendidikan keperawatan yang menghasilkan tenaga perawatan
professional dibidang keperawatan. Sampai saat ini jenjang ini masih terus
ditata dalam hal SDM pengajar, lahan praktik dan sarana serta prasarana
penunjang pendidikan.
2. Memantapkan system pelayanan perawatan professional
Depertemen Kesehatan RI sampai saat ini sedang menyusun
registrasi, lisensi dan sertifikasi praktik keperawatan. Selain itu semua
penerapan model praktik keperawatan professional dalam memberikan asuhan
keperawatan harus segera di lakukan untuk menjamin kepuasan konsumen/klien.
3. Penyempurnaan organisasi keperawatan
Organisasi profesi keperawatan memerlukan suatu perubahan
cepat dan dinamis serta kemampuan mengakomodasi setiap kepentingan individu
menjadi kepentingan organisasi dan mengintegrasikannya menjadi serangkaian
kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya. Restrukturisasi organisasi
keperawatan merupakan pilihan tepat guna menciptakan suatu organisasi profesi
yang mandiri dan mampu menghidupi anggotanya melalui upaya jaminan kualitas
kinerja dan harapan akan masa depan yang lebih baik serta meningkat.
Komitmen perawat guna memberikan pelayanan keperawatan yang
bermutu baik secara mandiri ataupun melalui jalan kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain sangat penting dalam terwujudnya pelayanan keperawatan
professional. Nilai professional yang melandasi praktik keperawatan dapat di
kelompokkan dalam :
1. Nilai intelektual
Nilai intelektual dalam prtaktik keperawatan terdiri dari
a. Body of Knowledge
b. Pendidikan spesialisasi (berkelanjutan)
c. Menggunakan pengetahuan dalam berpikir secara kritis dan
kreatif.
2. Nilai komitmen moral
Pelayanan keperawatan diberikan dengan konsep altruistic,
dan memperhatikan kode etik keperawatan. Menurut Beauchamp & Walters (1989)
pelayanan professional terhadap masyarakat memerlukan integritas, komitmen
moral dan tanggung jawab etik.
Aspek moral yang harus menjadi landasan perilaku perawat
adalah :
a. Beneficience
selalu mengupayakan keputusan dibuat berdasarkan keinginan
melakukan yang terbaik dan tidak merugikan klien. (Johnstone, 1994)
b. Fair
Tidak mendeskriminasikan klien berdasarkan agama, ras,
social budaya, keadaan ekonomi dan sebagainya, tetapi memprlakukan klien
sebagai individu yang memerlukan bantuan dengan keunikan yang dimiliki.
c. Fidelity
Berperilaku caring (peduli, kasih sayang, perasaan ingin
membantu), selalu berusaha menepati janji, memberikan harapan yang memadahi,
komitmen moral serta memperhatikan kebutuhan spiritual klien.
3. Otonomi, kendali dan tanggung gugat
Otonomi merupakan kebebasan dan kewenangan untuk melakukan
tindakan secara mandiri. Hak otonomi merujuk kepada pengendalian kehidupan diri
sendiri yang berarti bahwa perawat memiliki kendali terhadap fungsi mereka.
Otonomi melibatkan kemandirian, kesedian mengambil resiko dan tanggung jawab serta
tanggung gugat terhadap tindakannya sendiribegitupula sebagai pengatur dan
penentu diri sendiri.
Kendali mempunyai implikasi pengaturan atau pengarahan
terhadap sesuatu atau seseorang. Bagi profesi keperawatan, harus ada kewenangan
untuk mengendalikan praktik, menetapkan peran, fungsi dan tanggung jawab
anggota profesi.
Tanggung gugat berarti perawat bertanggung jawab terhadap
setiap tindakan yang dilakukannya terhadap klien.
http://zakyziyadatulkhaircom
0 komentar:
Posting Komentar